Jika pada postingan sebelummnya menerangkan tentang Populasi dan Sampel maka kali ini akan mencoba membahas pentingnya dari kajian pustaka.  Ada tiga hal yang harus di garis bawahi untuk kajian pustaka , pertama Pengertian dan pentingnya Kajian pustaka, kedua Bagian Pra-Persiapan Penelitian yang Memerlukan  Kajian Pustaka, dan ketiga Cara-cara Mengkaji Bahan Pustaka. Jika sudah mengetahui garis besarnya tersebut maka akan di bahas seperti yang di bawah ini.

A. Pengertian dan Pentingnya Kajian Pustaka
  Penelitian merupakan proses mencari pemecahan masalah melalui prosedur ilmiah. Tahap-tahap yang harus dilalui menurut prosedur ilmiah bukan hanya dilkukan di laboratorium saja tetapi juga di kancah termasuk untuk bidang pendidikan. Guru di dalam menghadapi masalah dengan muridnya, juga dapat menerapkan metode ilmiah. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
 
1.  Menghadapi masalah yang perlu dipecahkan.
2. Membatasi dan merumuskan masalah dalam bentuk yang spesifik dan dapat dikenali dengan jelas.
3.  Mengembangkan hipotesis (dugaan) pemecahan masalah.
4. Mengembangkan teknik dan instrumen untuk mengumpulkan data yang mengarah pada pembuktian hipotesis.
5.  Mengumpulkan data.
6.  Menganalisis data.
7. Menarik kesimpulan dari data yang tersedia menuju pada informasi tentang terbukti ada tidaknya hipotesis
 
   Kebanyakan para peneliti yang cukup bertindak hati-hati selalu berusaha mengikuti langkah-langkah ini. Ketaatan mengikuti langkah-langkah ini bukan karena sekedar ingin taat pada ketentuan tetapi disebabkan karena rasa tanggung jawab yang besar agar apa yang diperoleh merupakan sesuatu yang pantas diperhitungkan sebagai sesuatu yang bermakna bagi orang banyak atas dasar tanggung jawab yang tinggi.
 
Kegiatan penelitian selalu bertitik tolak dari pengetahuan yang sudah ada. Pada semua ilmu pengetahuan, ilmuwan selalu memulai penelitiannya dengan cara menggali apa-apa yang sudak diketemukan oleh ahli-ahli lain dan memanfaatkan penemuan-penemuan tersebut untuk kepentingan penelitiannya. Hasil penelitian yang sudah berhasil memperkaya khasanah pengetahuan yang ada biasanya dilaporkan dalam bentuk jurnal-jurnal penelitian. Ketika peneliti mulai membuat rencana penelitian ia tidak bisa menghindar dan harus mempelajari penemuan-penemuan tersebut dengan mendalami, mencermati, menelaah, dan mengidentifikasi hal-hal yang telah ada untuk mengetahui apa yang ada dan yang belum ada. Kegiatan itu biasa dikenal dengan istilah: mengkaji bahan pustaka atau hanya disingkat dengan kajian pustaka atau telaah pustaka (literature review).
Untuk dapat melakukan penelitian seperti yang seharusnya, peneliti dituntut untuk menguasai sekurang-kurangnya dua hal, yakni bidang yang diteliti dengan cara-cara atau prosedur melakukan penelitian. Untuk menguasai kedua persyaratan tersebut, (calon) peneliti harus banyak membaca, mengkaji berbagai literatur. Dengan melakukan kaji literatur peneliti akan memperoleh beberapa manfaat antara lain:
 
1. Peneliti akan mengetahui dengan pasti apakah permasalahan yang dipilih untuk memecahkan melalui penelitian betul-betul belum pernah diteliti oleh orang-orang terdahulu.
2.  Dengan mengadakan kajian literatur peneliti dapat mengetahui masalah-masalah lain yang mungkin ternyata lebih menarik dibandingkan dengan masalah yang telah dipilih terdahulu.
3.  Dengan mengetahui banyak hal yang tercantum di dalam literatur (dan ini merupakan yang terpenting bagi pelaksanaan penelitiannya), peneliti akan dapat lancar dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dalam tonggak-tonggak tertentu dari langkahnya meneliti, peneliti memang diharuskan untuk mengacu pada pengetahuan, dalil, konsep, atau ketentuan yang sudah ada. Penggunaan acuan tersebut harus dilakukan dengan menunjuk langsung pada sumber dimana bahan acuan tersebut diperoleh.
4.  Keharusan peneliti mengacu pada pengetahuan, dalil, konsep atau ketentuan yang sudah ada maka kedudukan peneliti sebagai ilmuwan menjadi mantap, kokoh, tegar, karena dalam kegiatannya tersebut ia telah bekerja dengan baik, menggunakan aturan-aturan akademik yang berlaku. Dalam segala tindakannya, seorang ilmuwan seorang ilmuwan harus berani membuka diri untuk mengemukakan apa yang ia lakukan terhadap ilmu, bertindak jujur, dan sanggup mengakui kelebihan orang lain. Itulah sebabnya peneliti dalam menggunakan acuan pengetahuan, dalil, dan konsep dari penemuan orang lain tersebut, harus secara jujur menyebutkan siapa penemunya (atau siapa yang mengemukakan), tertera dalam literatur apa, halaman berapa, sumber yang diterbitkan oleh penerbit mana, tahun berapa. Dengan menyebutkan sumber pustaka secara lengkap ini dimaksudkan agar apabila ada peneliti atau orang lain ingin menelusuri lebih jauh tentang penemuan tersebut, dapat dengan mudah melakukannya.
 
B. Bagian Pra-Persiapan Penelitian yang Memerlukan  Kajian Pustaka
1.  Pemilihan Permasalahan dan Judul Penelitian
Judul penelitian merupakan sesuatu yang pokok dalam suatu kegiatan penelitian. Disamping judul, problematika penelitian lebih penting dan menentukan judul itu sendiri. Problematika peneliti merupakan pertanyaan-pertanyaan yang akan dicari jawabnya melalui kegiatan penelitian itu. Untuk memperoleh problematika yang tepat, sebaiknya peneliti mencoba mengidentifikasikan semua problematika yang mungkin. Kemudian baru dipertimbangkan problematika mana yang menurut berbagai hal memang cocok untuk penelitian yang bersangkutan.
Unsur-unsur yang harus dipertimbangkan di dalam merumuskan judul penelitian antara lain: sifat studi atau pendekatan penelitian, variabel pokok, subjek penelitian, lokasi tempat penelitian berlangsung dan kurun waktu ketika penelitian dilaksanakan, juga jenis studi (populasi atau kasus) dapat juga dicantumkan dalam judul.
Pemilihan problematika dan judul penelitian harus dilkukan secara hati-hati agar keinginan (calon) peneliti dapat terlaksana. Problematika dan judul tersebut harus sesuai dengan dengan bidang keahlian, minat serta kemampuan peneliti dan dapat dilaksanakan karena bebas atau minim dari kendala, baik yang datang dari diri (calon) peneliti maupun dari luar.
Untuk dapat dengan jujur dan berhenti terbuka dalam menentukan penting tidaknya permasalahan, peneliti dapat mencoba mengajukan pertanyaan tentang kemanfaatannya dan kepada siapa informasi tentang hasil tersebut dapat disarankan.
2.  Penyusunan Latar Belakang Masalah
a. Untuk dapat memberikan alasan dengan tepat mengapa permasalahan yang sudah ditentukan memang merupakan permasalahan yang memenuhi kriteria pemilihan permasalahan atau judul penelitian, (calon) peneliti seyogianya menguasai permasalahan mencari sumber-sumber yang berupa surat-surat keputusan, pedoman, laporan kegiatan, dan sebagainya.
b. Untuk memperbanyak pengetahuan agar dapat melakukan identifikasi masalah sebanyak-banyaknya, (calon) peneliti harus banyak membaca buku-buku teori dan laporan hasil penelitian sebelumnya.
c. Untuk memperbanyak bahan dukungan bagi (calon) peneliti agar dapat memilih dan merumuskan hipotesis dengan tepat, maka ia harus banyak mengkaji bahan-bahan yang mengandung teori serta jurnal-jurnal yang memuat hasil laporan penelitian.
Agar pekerjaan (calon) peneliti dapat efektif, kajian untuk persiapan identifikasi masalah dan penentuan hipotesis lebih baik dilakukan bersama-sama. Dengan cara ini (calon) peneliti diharapkan bahwa ia dapat memilih dengan tepat problematika yang diajukan dalam penelitiannya, karena sekaligus dapat dipikirkan bagaimana kemungkinan (calon) peneliti dapat menghimpun bahan dukungan

3.  Penyusunan Metode Penelitian
Metodologi penelitian merupakan bagian pokok dalam program penelitian yang di dalamnya tercermin metode-metode apa yang akan digunakan oleh (calon) peneliti mengenai pemilihan subjek penelitian (penentuan poulasi dan sampel), teknik sampling, pemilihan instrumen pengumpul data dan pemilihan teknik analisis data. Ada dua bagian uraian metodologi penelitian yaitu:
a)  Metodologi penelitian dalam proposal penelitian
b)  Metodologi penelitian dalam laporan hasil penelitian
 
1. Uraian metodologi penelitian dalam proposal penelitian yang baru menjelaskan rencana tentang cara, teknik atau metode-metode penentuan populasi dan sampel, metode dan instrumen yang dipilih untuk pengumpulan data, serta metode atau teknik yang akan digunakan untuk melakukan anaisis data.
2.  Uraian metodologi penelitian dalam laporan hasil penelitian yang dalam hal ini peneliti sudah menceritakan tentang apa-apa yang dilkukan oleh peneliti di kancah.
 
C. Cara-cara Mengkaji Bahan Pustaka
 
Uraian mengenai cara-cara mengkaji bahan pustaka bukan hanya berguna untuk (calon) peneliti yang akan menyusun proposal penelitian, tetapi juga untuk peneliti yang akan dan sedang menyusun laporan hasil penelitiannya
Agar uraian tentang cara mengkaji bahan pustaka berurutan dan mudah dipahami, terlebih dahulu dikemukakan berbagai jenis sumber bahan pustaka, cara-cara mengkaji dan mengumpulkan hasil kajian, disusul dengan cara menuangkannya dalam tulisan.
1.  Jenis Sumber Bahan Pustaka
a. Klasifikasi menurut bentuk
Dibedakan atas:
•    Sumber tertulis (printed materials yang biasanya disebut: dokumen): antara lain buku harian, surat kabar, majalah, buku notulen rapat, buku inventaris, ijazah, buku-buku pengetahuan, surat-surat keputusan dan lain-lain yang secara umum dapat dibedakan atas bahan-bahan yang ditulis tangan dan yang dicetak atau diterbitkan oleh penerbit, baik yang dipublikasikan secara umum maupun tidak.
•   Sumber bahan yang tidak tertulis (non printed materials): adalah segala bentuk sumber bukan tulisan antara lain rekaman suara, benda-benda hasil peningalan purbakala (relief, manuskrip, prasasti dan sebagainya) film, slide, dan lain-lainnya.

 
b. Klasifikasi menurut isi
Dibedakan atas:
•    Sumber Primer adalah sumber bahan atau dokumen yang dikemukakan atau digambarkan sendiri oleh orang atau pihak yang hadir pada waktu kejadian yang digambarkan tersebut berlangsung, sehingga mereka dapat dijadikan saksi. Dalam penelitian historis, kedudukan sumber primer sangat utama karena dari sumber primer inilah keaslian dan kemurnian isi sumber bahan lebih dapat dipercaya dibandingkan dengan sumber sekunder.
•    Sumber Sekunder adalah sumber bahan kajian yang digambarkan oleh bukan orang yang yang ikut mengalami atau yang hadir pada waktu kejadian berlangsung.
 
2.  Cara Mengkaji dan Mengumpulkan Hasil Kajian
Untuk mengakaji sumber pustaka sebaiknya peneliti menggunakan kartu bibliografi yang selalu disiapkan setiap saat.
3.  Cara Menuliskan Hasil Kajian
a.  Cara Menuangkan Hasil Kajian
Sebelum menuangkan hasil kajian dalam bentuk narasi yang serasi, terlebih dahulu akan dikemukakan uraian sekedarnya tentang kerangka teori dan kerangka berfikirnya.
Kerangka Teori adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel pokok, sub variabel atau pokok masalah yang ada dalam penelitiannya.
Kerangka Berpikir adalah bagian teori dari penelitian yang menjelaskan tentang alasan atau argumentasi bagi rumusan hipotesis. Kerangka berpikir menggambarkan alur pikiran peneliti dan memberikan penjelasan kepada orang lain mengapa ia mempunyai anggapan seperti yang diungkapkan dalam hipotesis. Penulisan kerangka berpikir harus didasarkan atas pendapat para ahli dan hasil-hasil penelitian yang mendahuluinya.
Untuk menjelaskan maksud peneliti, biasanya penyajian kerangka berpikir ini dilengkapi dengan sebuah bagan yang menunjukkan alur pikiran peneliti dalam kaitan antar variabel yang diteliti. Gambaran bagan yang disajikan tersebut menunjuk pada model penelitian yang diambil dan dikenal dengan nama: Paradigma atau Model Penelitian.
b.  Cara Mempertanggungjawabkan Pengambilan Kutipan
Peneliti dibenarkan mengutip hasil karya terdahulu sepanjang dengan jujur menyebutkan dalam daftar pustaka maupun dalam teks proposal dan teks uraian laporan penelitiannya. Jika aturan tata tertib yang ada sudah diikuti, maka mereka tidak dikatakan sebagai plagiat.
Cara peneliti mempertanggungjawabkan pengutipannya itu dilakukan dua kali, yaitu pada halaman dimana terdapat kutipan tersebut dan pada daftar kepustakaan.